Lintas BeritaHaji - Musibah kebakaran terjadi di tempat penginapan jamaah haji Indonesia di Pemondokan 624 (Syisyah Tower), Syisyah, Makkah, Kamis (8/9). Kejadian yang menimpa kamar 215 pada pukul 10.15 waktu setempat itu terjadi akibat korsleting alias hubungan arus pendek.
‘’Penyebabnya korsleting. Ada dua cok untuk rice-cooker dan handphone. Korsletingnya di handphone,’’ kata Kepala Sektor 06, Mazdjad Mohammad Syah, di Syisyah, Makkah, Kamis (8/9). "Karena rice-cooker dekat dengan dinding, maka satu tempat tidur dan kasurnya habis terbakar.’’
Mazdjad mengatakan kamar 215 diisi oleh lima ibu-ibu dari kloter BTH-09. Setelah masak nasi pada pagi hari, kelima ibu-ibu tersebut pergi meninggalkan kamar karena kegiatan pembinaan jamaah jelang persiapan Armina. Jadi, kamar dalam keadaan kosong ketika musibah kebakaran terjadi.
Kemudian ada salah satu jamaah yang kebetulan izin masuk kamar, melihat ada asap di lantai dua. Hal tersebut langsung diinformasikan kepada ketua kloter BTH-09.
Petugas hotel langsung datang memadamkan asap. ‘’Alhamdulillah, dalam 30 menit selamat. Jamaah segera dievakuasi ke bawah dan tidak ada korban satupun. Jamaah semua selamat, hanya kebakaran di kamar ini saja,’’ katanya.
Jamaah langsung keluar ke jalan-jalan untuk mengamankan diri dari asap. Setelah kondisi bisa diamankan, jamaah baru kembali ke kamarnya masing-masing. Kecuali jamaah di lantai dua yang harus menanti sejenak sampai kondisinya benar-benar aman.
Sementara, kelima ibu-ibu yang kamarnya kebakaran tersebut dipindah ke kamar 107 di lantai R. Tidak ada barang berharga yang terbakar.
Ia menyebutkan api ditengarai akibat satu stop kontak digunakan bersama-sama untuk memasak nasi dengan rice cooker dan mengisi daya telepon genggam. Panas dari rice cooker diduga membuat kabel telepon genggam terbakar dan merambat ke tempat tidur yang terletak di dekat rice cooker. Kelima jamaah penghuni kamar tersebut, menurut dia, telah dipindahkan ke kamar cadangan di lantai yang berbeda.
Sementara itu Nasraini binti Maksudin (65), salah satu penghuni kamar, mengakui jika ia dan teman-temannya lalai mencabut kabel rice cooker ketika meninggalkan kamar. Mereka menurutnya memasak nasi untuk satu regu yang terdiri atas 11 orang pada subuh.
Ia mengatakan tidak mengetahui jika dianjurkan untuk tidak memasak di hotel. "Tidak ada barang yang rusak," katanya.
Sementara itu kejadian kebakaran akibat lalai memasak di dalam kamar juga terjadi pada tahun lalu. Untuk tahun ini di lobi hotel telah dipasang pengumuman dilarang memasak.
Selama di Makkah, menjelang puncak haji pemberian makan kepada jamaah memang telah dihentikan. Sebagai gantinya, jamaah memperoleh uang kebutuhan hidup atauliving cost sebesar 1.500 riyal.
Sejumlah insiden yang terjadi di pemondokan sebagian besar adalah peristiwa yang selalu terjadi setiap tahunnya. Misalnya asap rokok yang memicu alarm dan kasus sprinkle atau penyemprot air yang menyertai detektor asap yang dijadikan gantungan baju.***ROL
Sementara itu Nasraini binti Maksudin (65), salah satu penghuni kamar, mengakui jika ia dan teman-temannya lalai mencabut kabel rice cooker ketika meninggalkan kamar. Mereka menurutnya memasak nasi untuk satu regu yang terdiri atas 11 orang pada subuh.
Ia mengatakan tidak mengetahui jika dianjurkan untuk tidak memasak di hotel. "Tidak ada barang yang rusak," katanya.
Sementara itu kejadian kebakaran akibat lalai memasak di dalam kamar juga terjadi pada tahun lalu. Untuk tahun ini di lobi hotel telah dipasang pengumuman dilarang memasak.
Selama di Makkah, menjelang puncak haji pemberian makan kepada jamaah memang telah dihentikan. Sebagai gantinya, jamaah memperoleh uang kebutuhan hidup atauliving cost sebesar 1.500 riyal.
Sejumlah insiden yang terjadi di pemondokan sebagian besar adalah peristiwa yang selalu terjadi setiap tahunnya. Misalnya asap rokok yang memicu alarm dan kasus sprinkle atau penyemprot air yang menyertai detektor asap yang dijadikan gantungan baju.***ROL