Inovasi baru dilakukan Muassasah Asia Tenggara, terkait kesiapan pelaksanaan lempar jumrah di Mina. Tahun 2016 / 1437 ini, tenda-tenda untuk jemaah haji Indonesia di Mina dilengkapi tiga lampu mirip traffic light.
Jika lampu warna hijau menyala, jemaah diperbolehkan untuk melempar jumrah. Sementara itu, jika menyala lampu merah, artinya jemaah dilarang untuk melempar jumrah.
Selanjutnya, jika warna kuning yang menyala, artinya area melempar jumrah cukup padat.
"Ini patut diapresiasi, karena merupakan inovasi baru mengenai kapan waktunya jemaah boleh melempar dan kapan dilarang," ujar Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin, ketika mengecek kesiapan Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina), yang berakhir hingga Selasa malam waktu Saudi, (06/09/2016).
Turut serta dalam pengecekan kesiapan Armina itu di antaranya, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Abdul Djamil, Direktur Pembinaan Haji dan Umrah, Muhajirin Yanis, Direktur Pelayanan Haji Luar Negeri, Sri Ilham Lubis, dan Kepala Satuan Operasional Armina, Jaetul Muchlis.
Dalam pantauan tim Media Center Haji, fasilitas tenda untuk jemaah di Mina, sudah mendekati rampung. Di beberapa tenda masih terdapat pekerja yang tengah memasang karpet dan mengecek fasilitas penyejuk udara (AC).
Kondisi serupa juga terlihat di Arafah. Beberapa tenda untuk jemaah sudah berdiri dan dalam tahap merapikan, termasuk di antaranya pemasangan karpet, serta pengujian water fan.
Fasilitas toilet juga sudah disiapkan. Untuk satu bangunan, terdiri atas 10 toilet dan beberapa keran untuk berwudu. Dapur untuk menyediakan makanan bagi jemaah juga sudah tersedia.
"Di Arafah, saya lihat sudah dipasang karpet yang relatif baru," kata Amirul Hajj.
Tiap maktab ada dapur untuk menyediakan makanan dan minuman bagi jemaah haji. Air minum, menurut menag, untuk menjaga kebersihan disediakan dalam bentuk kemasan botol plastik. "Disediakan juga air panas," tuturnya.
Selain itu, tahun ini terdapat water fan sebanyak 101 unit untuk tiap maktab. Untuk pasokan listrik, Amirul Hajj juga berpesan agar disiapkan dengan baik.
"Seperti juga kebutuhan jemaah agar bisa mengecas hp mereka," kata dia.
Pengurus maktab, menteri melanjutkan, juga menyiapkan 150-200 pekerja yang siap dikerahkan untuk mengantisipasi kondisi darurat. Sebanyak 15 tenda cadangan dengan kapasitas 150 jemaah juga disiapkan.(ha/ar)/Kemenag.go.ig
Pengurus maktab, menteri melanjutkan, juga menyiapkan 150-200 pekerja yang siap dikerahkan untuk mengantisipasi kondisi darurat. Sebanyak 15 tenda cadangan dengan kapasitas 150 jemaah juga disiapkan.(ha/ar)/Kemenag.go.ig